Senin, 15 Agustus 2011

Sup Buah Ibu


Ya Tuhan…, kapan ya terakhir kali saya ngeblog? Hohoho..!!
Sudah hampir sebulan, rumah ketiga ini saya tinggalkan. Tidak pernah saya sambangi lagi sejak tanggal 19 Juli 2011. Sumpah, saya sama sekali tidak bermaksud untuk amnesia. Seingat saya, waktu itu ayah datang ke Jogja dalam rangka urusan keluarga. Terus selang sekian hari, saya pergi ke Tawangmangu. Lalu dilanjut rapat di beberapa malam. Kemudian ikut musang (musyawarah anggota) di Kaliurang. Sambung lagi di kegiatan ospek bagi maba/miba. Eh.., tau-tau udah naik Putra Remaja, haha..
Sampai rumah malah keasyikan nonton film, baca tumpukan Tempo, main kucing, ngisi TTS, sama dekor ulang kamar. Kurang lebih seminggu di rumah, baru deh kepikiran lagi sama “blog”. Itu pun ingatnya setelah makan, wkwkwk.. Setelah makan salah satu masakan bunda ketika berbuka puasa. Masakan yang selalu ada setiap hari selama Ramadhan. Ya, sesuai judul tulisan ini: Sup Buah.
Sup buah mungkin bisa dikatakan salah satu menu favorit untuk berbuka puasa. Berbagai macam irisan buah dijadikan satu dan dicampurkan dengan air dingin. Atau mungkin ada yang pakai air panas? Hmm, boleh-boleh.. Namun sepengetahuan saya, yang namanya sup buah itu dihidangkan dengan cara dingin, malah disisipi dengan potongan-potongan es batu.
Lebaran kali ini adalah giliran saya berlebaran di Palembang. Setelah setahun yang lalu di Kotagede, Yogyakarta dan dua tahun yang lalu di Sumobito, Jombang. Sudah dua tahun saya tidak merayakan Idul Fitri bersama ayah dan bunda, juga adik-adik. Di rumah, bunda memang selalu membuat sup buah sebagai menu berbuka. Sekali lagi: selalu. Sehabis zhuhur, bunda akan beraktivitas di dapur. Mengambil beberapa buah-buahan dari kulkas dan memotong-motongnya dengan bentuk yang variatif.
Papaya dengan bentuk bola. Alpukat juga dengan bentuk bola. Cincau diiris memanjang. Timun suri dijadikan balok. Melon juga dijadikan balok. Terkadang melon diganti dengan semangka, ada gilirannya. Apel dibentuk kotak-kotak kecil, seperti irisan mentimun di nasi goreng. Dan terakhir, karena ini Palembang, bunda menambahkan “selasih”. Rupanya kecil-kecil bak biji tomat. Sesekali bunda juga menambahkan “nata de coco”, tapi jarang. Kalau selasih-nya sering, setiap hari pakai selasih. Setelah semua buah selesai dibentuk, bunda mencampurnya dengan air biasa.
Mangkuk berisi sup buah selanjutnya dimasukkan ke dalam lemari es. Jam satu sampai dengan jam enam. Sekitar lima jam, mereka mengalami pendinginan. Dan tatkala bedug maghrib tiba dan berkumandang suara adzan, bunda mengeluarkan sup buah itu. Kami semua menyantapnya dengan menambahkan beberapa potongan es batu. Satu bungkus es batu dipecah-pecah untuk kami berlima. Kadang berempat atau bertiga karena adik-adik tidak selalu di rumah. Adik perempuanku sekolah SMPIT, jadi tinggal di asrama. Adik laki-lakiku kuliah di Indralaya sana, di asrama juga.
Semua saudari kandung bunda juga membuat menu yang sama ketika berbuka puasa. Bulik yang di Yogyakarta juga demikian. Bedanya terkadang ada buah sirsak. Dan es batu di rumah bulik porsinya satu rantang, lebih banyak. Bude yang di Surabaya juga sama. Bedanya terkadang ditambahi buah nanas. Es batu-nya juga lebih banyak. Intinya, semua keluarga Mbah Munif suka buah dan suka es.
Nah, bagaimana racikan sup buah yang kamu santap?

6 komentar:

  1. samaaaa....tapi di rumahku gak serame es buahmu..hihihi..buah2an yang biasanya nyemplung disana : blewah, timun suri, apel, mangga..apa lagi yak? trus nggak mesti buah jua, kadang agar2 en cincau juga masuk..trus don't forget tambahin susunya pas udah hampir maghrib..hmmm..sluuuurrpp...:p~
    #plak!puasa oy! :D

    BalasHapus
  2. Haha, orang rumah juga pake susu.. Tapi berhubung saya nggak suka susu (apalagi susu putih), jadinya nggak pake dan nggak tak tulis di sini.. :D

    Huhu, mentang2 sekarang buka duluan.. :P

    BalasHapus
  3. Kenapa di bilang sub buah, apa tidak sama dengan air buah atau es buah.

    BalasHapus
  4. @Rabest:
    Kalo nggak coklat rasanya 'neg'..

    BalasHapus
  5. @Ibu Dini:
    Hmm, mungkin kayak sayur sop itu, Bu.. Kan ada wortel, kol, kubis, kentang, tomat.. Namanya kan bukan air sayur atau es sayur, hehe.. Kalau air buah artinya kan airnya aja, trus kalo es buah kayak buah sama es diblender gitu.. Kali aja gitu, Bu..

    BalasHapus