Jumat, 31 Agustus 2012

The Rebound: Cinta (Memang) Tak Kenal Usia


 

Judul Film
The Rebound
Sutradara
Bart Freundlinch
Pemain
Catherine Zeta-Jones
Justin Bartha
Kelly Gould
Jake Cherry
Joanna Gleason
Produksi
The Film Department
Tanggal Rilis
16 September 2009
Durasi
91 menit


Oleh Ahmad Satria Budiman
 
Jika publik sedikit banyak tahu kisah asmara dua artis Indonesia yang terpaut usia cukup jauh, mungkin gambarannya seperti kisah asmara Aram dan Sandy dalam film ini. Seorang wanita dengan dua anak dan seorang pria muda berumur 25 tahun. Lihatlah, cinta bisa datang kapan saja dan di mana saja. Cinta akan menemukan sendiri jalannya. Sebab cinta bisa menghampiri siapa saja, tak kenal waktu, tak kenal tempat. Tidak kenal persona. Hanya saja, semudah itukah menjalaninya?
Begitu mengetahui suaminya selingkuh, Sandy segera membawa dua anaknya pindah ke New York. Ia beralih profesi dari ibu rumah tangga menjadi wanita karier di kota besar Amerika Serikat. Sementara itu, Aram sedang dicarikan kerja yang sesuai oleh kedua orang tuanya. Ia seorang sarjana sosiologi yang bekerja di sebuah kedai kopi. Mereka berdua bertemu karena kedai kopi tempat Aram bekerja berada di lantai bawah apartemen sewaan milik Sandy.
Keakraban Aram
Beberapa hari setelah perkenalan, Sandy meminta Aram jadi pengasuh bagi Saddie dan Franky, kedua anak Sandy. Dengan mudah, Aram menyanggupinya. Semakin lama, Aram semakin akrab dengan kedua anak itu. Lambat laun, Aram makin dekat pula dengan ibunya. Mulai jalan berdua, cerita latar belakang masing-masing, sampai pada hubungan intim yang wajar di dunia Barat. Tidak ada yang tahu relasi spesial antara Aram dan Sandy, selain Saddie dan Franky. Bahkan keduanya tampak setuju dengan “ayah baru” yang didapatkan ibunya.
Bart Freundlinch mulai menyelipkan pesan yang ingin disampaikan lewat film ini. Hal realistis yang perlu jadi catatan bagi pasangan beda usia, usia yang berbeda terlampau jauh: kedewasaan. Satu kejadian yang berakhir di klinik dokter kandungan perlahan membuka mata Sandy tentang siapa dirinya dan siapa Aram. Kejadian itu juga membuka jalan pikiran Sandy, “Seperti apa masa depan kita nanti?” Dan Aram terdiam tak mampu menjawabnya. Mereka memutuskan berpisah, meski tidak sebenarnya berpisah. Mereka memilih untuk selanjutnya fokus pada passion masing-masing. Cinta dengan ending yang kurang jelas, lagi-lagi bergantung pada nalar penonton.
Kegelisahan Sandy
Meskipun berlatarkan cinta, film ini dikemas dengan humor agar tidak terlalu monoton dengan dialog sebagai andalan film bergenre drama. Humor yang cukup bisa mengundang tawa karena dilontarkan oleh dua bocah kecil. Dua anak yang masih di bangku sekolah dengan tontonan hidup orang dewasa di sekitarnya. Humor khas Amerika dengan jarak kritis dan sinis yang beda-beda tipis. Apabila Anda penasaran bagaimana jalannya kisah asmara pasangan beda usia terpaut jauh, silakan tonton film ini. Namun, bagi Anda yang merasa hal tersebut tabu, silakan tinggalkan film ini, jangan memberi vonis benar atau salah. Sebab, cinta memang abstrak, tidak kenal 5W + 1H, termasuk usia.

Kamis, 30 Agustus 2012

Salt: Antara Idealisme dan Perasaan



Judul Film
Salt
Sutradara
Phillip Noyce
Pemain
Angelina Jolie
Liev Schreiber
Chiwetel Ejiofor
Daniel Olbrychski
August Diehl
Produksi
Columbia Pictures
Tanggal Rilis
23 Juli 2012
Durasi
101 menit

Oleh Ahmad Satria Budiman

Seorang inteligen (mata-mata) disumpah untuk selalu setia kepada negaranya, apapun yang terjadi. Jika tertangkap, ia tidak boleh memberikan informasi sedikit pun kepada pihak yang menangkapnya dan menyiksanya untuk buka mulut. Begitulah risiko nasionalisme yang ditunjukkan oleh Evelyn Salt. Beruntung, ia diselamatkan Michael Krauss dan Ted Winter, dari sekapan tentara Korea Utara. Michael adalah ahli laba-laba yang kemudian menikahi Salt, sementara Ted adalah rekan Salt sesama agen CIA.
Dua tahun kemudian, Oleg Vasilyevich Orlov tertangkap dan dibawa ke kantor CIA di Washington D.C. Pengkhianat Rusia tersebut lalu diinterogasi Salt. Orlov mengatakan bahwa ada program “Day X” dimana pada hari itu seorang agen Rusia akan menyerang Amerika Serikat (AS). Agen “KA-12” akan membunuh Presiden Rusia di AS ketika berlangsung pemakaman Wakil Presiden AS yang baru wafat. Pembunuhan itu diharapkan menimbulkan perang di antara Rusia dan AS, dimana AS adalah pihak yang salah dan memicu perang. Dan Orlov menyebut Agen KA-12 yang dimaksud adalah Evelyn Salt. Ruang interogasi pun mendadak tegang.
Berusaha melarikan diri dari CIA
Salt yang tidak terima berusaha keras meyakinkan rekannya, Ted dan Peabody, bahwa tuduhan itu salah. Tetapi, Peabody sangat yakin tuduhan itu benar, sebab alat FMRI menunjukkan Orlov berkata jujur. Salt meminta untuk menghubungi suaminya, memastikan keselamatan Michael. Setelah itu, Salt diminta menunggu di sebuah ruangan sementara beberapa orang membawa Orlov ke ruangan lain. Dan ketika alarm lift berbunyi pertanda Orlov berhasil lolos, sontak Salt pun melarikan diri! Dari sinilah, Phillip Noyce tidak membiarkan Salt menarik napas, barang sejenak.
Dimulai dari bagaimana Salt berusaha kabur dari kantor CIA, menyiapkan peralatan di apartemen, dan kembali menghindari pengejaran. Lalu bagaimana ia menyiapkan sebuah rencana di sebuah hotel di New York dan melaksanakan rencana tersebut esok harinya. Sempat tertangkap beberapa menit, Salt berhasil melarikan diri lagi. Terakhir, bagaimana ia menyaksikan suaminya ditembak secara sengaja di depan matanya! Agaknya, Phillip Noyce mencoba menampilkan sisi lain yang tidak dapat dipungkiri ada dalam diri seorang wanita: nurani. Secerdas apapun, seintuitif apapun, dan setegar apapun, seorang wanita dalam sekejap bisa mengubah suatu rencana jika sisi feminisnya tersentuh.
Di terowongan bawah tanah New York
Terbunuhnya Michael makin menambah ritme hidup Salt semakin cepat. Dimulai dari bagaimana ia membunuh secara membabi buta. Lalu bagaimana ia menerobos sistem pengamanan basement Gedung Putih. Sampai ketika Salt sadar, bahwa ada rekannya sesama agen CIA di tim pengaman presiden yang bertujuan sama. Dan ia memutuskan untuk mengabisi nyawa rekannya itu demi keselamatan dirinya dan dalih keamanan negara. Terakhir, Phillip membiarkan Salt terjun ke laut dari helikopter yang tengah mengudara, lari dari Peabody yang beberapa saat berhasil menangkapnya. Membiarkan Salt menepi di suatu pantai dan berlari di sela-sela pepohonan pantai. Membiarkan penonton bertanya-tanya, “Who is Salt?
Film ini mengisahkan intel yang terjebak sebuah konspirasi. Konspirasi yang tak diduga berkembang menjadi konflik idealisme dan perasaan. Di satu sisi, ia berjuang membela kelompoknya. Namun di sisi lain, kehidupan pribadinya diabaikan, bahkan seperti diinjak-injak. Film bergenre action ini berhasil menjaga tempo tetap stabil dengan flashback scene yang sesekali disisipkan. Tetapi tetap saja, pertanyaan siapakah Salt sesungguhnya memiliki jawaban non-eksakta. Biarlah, itu menjadi nalar masing-masing penonton saja.

Jumat, 24 Agustus 2012

Teka Teki Imam Al-Ghazali



Pada suatu hari, Imam Al-Ghazali berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu, beliau bertanya tentang 6 hal kepada mereka:
1.       Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?
2.      Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?
3.      Apa yang paling besar di dunia ini?
4.      Apa yang paling berat di dunia ini?
5.      Apa yang paling ringan di dunia ini?
6.      Apa yang paling tajam di dunia ini?

Banyak jawaban yang mereka sampaikan, tetapi yang paling benar adalah:
1.       Yang paling dekat dengan kita adalah KEMATIAN,
sebab setiap yang bernyawa pasti akan mati.
2.      Yang paling jauh dari kita adalah MASA LALU,
sebab masa lalu tidak akan pernah kembali.
3.      Yang paling besar di dunia adalah NAFSU,
sebab kita sering tidak sanggup menahan nafsu diri.
4.      Yang paling berat di dunia adalah MEMEGANG AMANAH,
sebab banyak orang tidak mampu melakukannya.
5.      Yang paling ringan di dunia adalah MENINGGALKAN SHALAT,
sebab manusia sering melakukannya.
6.      Yang paling tajam di dunia adalah LIDAH MANUSIA,
sebab ia bisa lebih tajam dari sebilah pedang.

Semoga bermanfaat…

Kamis, 23 Agustus 2012

21: Selalu Perhitungkan Variabel Perubahan



Judul Film
21
Sutradara
Robert Luketic
Pemain
Jim Sturgess
Kevin Spacey
Kate Bosworth
Jacob Pitts
Aaron Yoo
Liza Lapira
Laurence Fishburne
Produksi
Columbia Pictures
Tanggal Rilis
28 Maret 2008
Durasi
123 menit

Oleh Ahmad Satria Budiman

Matematika adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang cukup aplikatif dalam kehidupan sehari-hari. Hampir setiap aktivitas manusia melibatkan hitung-menghitung. Mulai dari tukang sayur, penjaga kasir, teknisi pabrik, sampai pialang saham. Begitu pun yang dilakukan beberapa siswa Massachussetts Institute of Technology (MIT). Mereka menggunakan matematika sederhana untuk bermain blackjack pada sebuah kasino di Kota Las Vegas, AS. Tujuannya tak lain demi meraup dollar sebanyak mungkin.
Kebutuhan uang $300.000 untuk kuliah kedokteran di Harvard University membuat Ben Campbell menerima tawaran Prof. Micky Rosa. Ben adalah salah satu murid Micky yang terbilang cerdas dalam hal logika matematika. Micky, selain pengajar MIT juga diam-diam sebagai pemimpin blackjack team yang bermain kasino setiap akhir pekan di Las Vegas. Tim tersebut terdiri dari empat orang: Jill Taylor, Fisher, Choi, dan Kianna. Keempatnya juga murid MIT yang direkrut Micky. Ben pada akhirnya menerima tawaran itu. Ia “digembleng” secara intensif oleh keempat rekannya: kode angka, kata sandi, bahasa tubuh, dan teknik-teknik lainnya. Bahkan saat ia harus mengelabui petugas bandara.
Diskusi di cafe sebelum berangkat esok hari
Setelah dirasa cukup, mereka berangkat ke Las Vegas. Untuk suatu alasan yang tidak dimengerti Ben, Micky tidak ikut bermain. Tepatnya, Micky tidak pernah ikut bermain. Ia hanya berperan dalam rapat tim sebagai pemberi instruksi, penentu skenario, dan pengambil keputusan. “Sebaiknya berhenti saat kau sedang berjaya,” demikian alasannya. Micky mengingatkan untuk selalu patuh pada aturan main. Permainan pun dimulai. Sepanjang malam, mereka bermain dari meja ke meja. Mengumpulkan chip yang kemudian ditukar dengan uang. Namun demikian, strategi mereka adalah tidak boleh saling kenal ketika sudah di kasino.
Perlahan tapi pasti, pendapatan Ben semakin meningkat setiap pekannya. Ia hidup sebagai orang kaya di Las Vegas, tapi kembali jadi siswa biasa di Boston. Uang itu disimpannya di loteng kamar. Ia bertekad untuk berhenti ketika sudah mencapai $300.000. Semua anggota tim terkesan dengan kinerja Ben, termasuk Jill. Mereka berdua pun menjalin kasih. Ben sudah lama tertarik dengan Jill, hanya saja status sosialnya di MIT menjadi penghalang karena Jill adalah pujaan banyak orang. Kini, kecerdasan otak menyatukan mereka.
Jill (paling kiri) dan Ben, semeja tapi tak kenal
Kegiatan akhir pekan tersebut dirahasiakan Ben dari siapa pun, termasuk dua sahabat dekat dan juga ibunya. Semakin tinggi pohon, semakin kencang pula angin, maka selalu perhitungkan variabel perubahan. Konflik dimulai ketika Fisher mulai iri dengan keberhasilan Ben. Ia menantang Ben bermain dalam satu meja hingga berujung ricuh. Di lain sisi, tim keamanan yang diketuai Cole Williams mulai curiga dengan Ben. Kamera pengawas mendapati bahasa tubuh di antara Ben dan Kianna. Tidak sampai di situ, dua sahabat Ben memutuskan pertemanannya karena Ben tampak sudah tidak lagi tertarik dengan proyek mereka: 2.09 Competition.
Ben mulai tidak fokus. Dalam satu kesempatan bermain, ia tidak lagi peduli dengan bahasa tubuh di antara mereka. Ben melanggar aturan main. Ben kalah dan rugi besar! Micky pun marah dan tidak mentolerir kesalahan itu. Micky meminta semua pulang ke Boston, namun Ben justru mengajak semuanya kembali bermain. Malam itu, Ben tertangkap Cole dan diinterogasi habis-habisan Sekembalinya ke Boston, Ben mendapati kamarnya berantakan dan uangnya hilang. Kelasnya bersama Prof. Micky Rosa juga tidak lulus. Ben frustasi dan meminta bantuan Jill. Ia juga meminta bantuan dua sahabatnya dengan menceritakan semuanya.
Ben dan Micky kemudian berdamai lagi. Mereka sepakat kembali ber-“bisnis”. Mereka kembali ke Las Vegas, mengabaikan peringatan Cole sebelumnya, sehingga kali ini Ben menyamar dengan rambut, kacamata, dan kumis palsu. Dan dalam kesempatan itu, Micky ikut bermain dengan penyamaran serupa. Namun Cole tidak bisa ditipu. Pengejaran pun terjadi. Rupanya, kembalinya Ben ke Las Vegas adalah taktik untuk mengelabui Micky. Ben dan Jill bekerja sama melakukan apa yang diminta Cole dulu. Sebuah perjanjian di malam interogasi dulu. Perjanjian apa itu? Rahasia apa yang diceritakan Cole kepada Ben tentang Micky? Temukan sendiri jawabannya di film “21” ini.
Sepandai-pandai tupai melompat pasti jatuh juga. Sepintar apapun otak seseorang, suatu saat kena batunya jika tidak bijak menggunakan. Pesan itulah yang menggambarkan betapa pentingnya memperhitungkan variabel peubah yang seringkali datang tak terduga. Otak yang pintar saja belum cukup, perlu ada kontrol emosi serta kecerdikan mencipta peluang dan membangun siasat. Latar belakang film ini adalah Las Vegas yang dikenal sebagai kota judi dunia. Namun lupakan sejenak stigma yang kiranya timbul, terlebih dari kalangan pemuka agama. Bagaimanapun, film ini mengingatkan kita untuk berhati-hati menggunakan kecerdasan. Di mana pun dan kapan pun.