Judul Film
The
Rebound
Sutradara
Bart Freundlinch
Pemain
Catherine Zeta-Jones
Justin Bartha
Kelly Gould
Jake Cherry
Joanna Gleason
Produksi
The Film Department
Tanggal Rilis
16 September 2009
Durasi
91 menit
Oleh
Ahmad Satria Budiman
Jika publik sedikit banyak tahu kisah asmara dua artis Indonesia
yang terpaut usia cukup jauh, mungkin gambarannya seperti kisah asmara Aram dan
Sandy dalam film ini. Seorang wanita dengan dua anak dan seorang pria muda
berumur 25 tahun. Lihatlah, cinta bisa datang
kapan saja dan di mana saja. Cinta akan menemukan sendiri jalannya. Sebab cinta bisa menghampiri siapa saja, tak kenal
waktu, tak kenal tempat. Tidak kenal persona. Hanya saja, semudah itukah
menjalaninya?
Begitu mengetahui suaminya selingkuh, Sandy segera membawa
dua anaknya pindah ke New York. Ia beralih profesi dari ibu rumah tangga
menjadi wanita karier di kota besar Amerika Serikat. Sementara itu, Aram sedang
dicarikan kerja yang sesuai oleh kedua orang tuanya. Ia seorang sarjana
sosiologi yang bekerja di sebuah kedai kopi. Mereka berdua bertemu karena kedai
kopi tempat Aram bekerja berada di lantai bawah apartemen sewaan milik Sandy.
Keakraban Aram |
Beberapa hari setelah perkenalan, Sandy meminta Aram jadi
pengasuh bagi Saddie dan Franky, kedua anak Sandy. Dengan mudah, Aram menyanggupinya.
Semakin lama, Aram semakin akrab dengan kedua anak itu. Lambat laun, Aram makin
dekat pula dengan ibunya. Mulai jalan berdua, cerita latar belakang
masing-masing, sampai pada hubungan intim yang wajar di dunia Barat. Tidak ada
yang tahu relasi spesial antara Aram dan Sandy, selain Saddie dan Franky. Bahkan
keduanya tampak setuju dengan “ayah baru” yang didapatkan ibunya.
Bart Freundlinch mulai menyelipkan pesan yang ingin
disampaikan lewat film ini. Hal realistis yang perlu jadi catatan bagi pasangan
beda usia, usia yang berbeda terlampau jauh: kedewasaan. Satu kejadian yang
berakhir di klinik dokter kandungan perlahan membuka mata Sandy tentang siapa
dirinya dan siapa Aram. Kejadian itu juga membuka jalan pikiran Sandy, “Seperti
apa masa depan kita nanti?” Dan Aram terdiam tak mampu menjawabnya. Mereka
memutuskan berpisah, meski tidak sebenarnya berpisah. Mereka memilih untuk
selanjutnya fokus pada passion
masing-masing. Cinta dengan ending yang
kurang jelas, lagi-lagi bergantung pada nalar penonton.
Kegelisahan Sandy |
Meskipun berlatarkan cinta, film ini dikemas dengan humor
agar tidak terlalu monoton dengan dialog sebagai andalan film bergenre drama. Humor yang cukup bisa mengundang
tawa karena dilontarkan oleh dua bocah kecil. Dua anak yang masih di bangku
sekolah dengan tontonan hidup orang dewasa di sekitarnya. Humor khas Amerika
dengan jarak kritis dan sinis yang beda-beda tipis. Apabila Anda penasaran bagaimana
jalannya kisah asmara pasangan beda usia terpaut jauh, silakan tonton film ini.
Namun, bagi Anda yang merasa hal tersebut tabu, silakan tinggalkan film ini, jangan
memberi vonis benar atau salah. Sebab, cinta memang abstrak, tidak kenal 5W +
1H, termasuk usia.