Amar ma’ruf nahi munkar mutlak diperlukan secara bersama-sama sebagai dakwah yang tidak boleh kenal kata pesimis.
* * *
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan,” demikian terjemah QS. Al-Hasyr: 18 yang dijadikan pembuka oleh Bapak Dr. M. Busyro Muqaddas, S.H., M.Hum. pada Pengajian Refleksi Tutup Tahun di Masjid Gedhe Kauman, Yogyakarta.
Lebih lanjut, Pimpinan KPK Periode 2011-2015 tersebut menerangkan bahwa berganti hari atau tidak, yang penting adalah senantiasa bermuhasabah, yakni mawas diri atau koreksi diri. Caranya adalah dengan beriman dan berbuat baik, sesuai penggalan QS. Al-‘Ashr: 3 yang berbunyi “wa tawaa shaubil haqqi wa tawaa shaubish shabr”. Selain itu, muhasabah juga dapat dilakukan dengan mempelajari situasi sehari-hari yang ada dalam kehidupan bangsa, baik itu sosial, politik, ekonomi, budaya, pertahanan, keamanan, kesehatan, lingkungan, maupun aspek hukum.
Salah satu persoalan bangsa yang paling mengenaskan adalah korupsi. Dalam hal ini, umat Islam (muslim) tidak boleh berputus asa dan harus memiliki niat yang kuat saat memasuki hari-hari depan. Fenomena korupsi tidak cukup hanya disikapi dengan beristighfar, tetapi juga harus ada keinginan untuk mengubahnya. Istilahnya: la tai’as wa nawaitu wa ibda’ binafsii… Allah Swt. berfirman di dalam QS. At-Tahrim:6 bahwa orang-orang yang beriman harus memelihara diri dan keluarganya dari api neraka. Maka, cara untuk memerangi korupsi adalah dimulai dari orang-orang terdekat kita, yaitu keluarga. Istri-istri yang baik mengingatkan para suami untuk tidak menghidupi keluarganya dari uang yang tidak halal.
Pada power point slide yang diputar kemudian, tampak bahwa Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam (SDA). Namun di lain sisi, Indonesia juga kaya akan hutang dan miskin akan moral. Kekayaan SDA Indonesia bisa dilihat dari hasil buminya yang berupa timah, batu bara, liquid natural gas (LNG), minyak bumi, serta kekayaan lautnya yang bernilai sekitar 7.200 Triliun per tahun. Subhaanallah… Ironisnya, sebagian besar warga negara Indonesia menjadi pembantu di negeri sendiri. Banyak kekayaan SDA yang dikelola pihak asing, sementara orang Indonesia hanya sebatas diperbantukan, sehingga menjadi “pembantu”. Naudzubillah…
Mental pembantu itu pun masih harus ditambah lagi dengan mental korupsi yang dilakukan para pejabat negara. Padahal jelas disebutkan dalam UUD 1945 Pasal 33, bahwa kekayaan alam Indonesia dikuasai negara untuk kemakmuran rakyat, bukan kemakmuran pejabat. Pelaku korupsi sudah tersebar dari pemerintah pusat sampai dengan pemerintah daerah, seperti anggota DPR, penegak hukum: jaksa dan polisi, gubernur, bupati, dan lain sebagainya. Akibatnya, kemiskinan dan pengangguran masih merajalela.
Allah Swt. memerintahkan kita untut tidak berbuat kerusakan di muka bumi sebagaimana QS. Al-A’raf: 56. Ia juga menyuruh kita untuk makan dan minum dari rezeki yang halaalan thayyiban (halal dan baik) sebagaimana QS. Al-Baqarah:60. Korupsi jelas bertentangan dengan perintah Allah Swt. Korupsi melanggar syari’at agama dan norma hukum. Pada praktiknya, korupsi bisa dilakukan jika ada niat, kesempatan, dan godaan. Pada sebabnya, korupsi dapat dilakukan karena para pelakunya terpaksa lantaran keadaan yang menjepit atau karena sifat serakah dari diri manusia itu sendiri. Oleh karena itu, orang jujur yang berusaha untuk tidak korupsi adalah orang yang hebat.
Lantas, bagaimana cara kita membentengi diri dari tindakan korupsi?
Pertama, yaitu dengan bersedekah harta agar harta kita halaalan thayyiban. Sedekah secara tidak langsung akan melindungi kita dari perbuatan korupsi. Kedua, dengan sadar akan empat pertanyaan sebagai hal pertanggungjawaban kita di akhirat nanti: umur kita digunakan untuk apa?, badan kita rusak kenapa?, ilmu yang kita punya dimanfaatkan untuk apa?, serta rezeki yang kita dapat dari mana asalnya?. Ketiga, dengan senantiasa berbuat baik serta saling menasihati dalam kebaikan dan kesabaran, seperti firman Allah Swt. di QS. Al-‘Ashr:3. Berbuat baik akan membuat jiwa kita tenang, selain itu ketika kembali kepada Tuhan pun dengan hati yang lapang, seperti difirmankan-Nya di QS. Al-Fajr:27-30.
Terakhir, kita sebagai umat muslim harus saling dakwah satu sama lain. Amar ma’ruf nahi munkar mutlak diperlukan secara bersama-sama sebagai dakwah yang tidak boleh kenal kata pesimis. Dakwah yang dilakukan bersama-sama antara masyarakat dan penegak hukum yang berkeinginan sama dalam memberantas korupsi.
kayaknya emang butuh sosok yang benar-benar tahan banting dan tahan tekanan serta godaan deh untuk menghapus korupsi.. dan kalo bisa jangan cuman satu dua orang aja.. yang banyak sekalian.
BalasHapusBetul, Phe.. Kita tunggu saja kolaborasi dia yang meledak-ledak seperti Pak Abraham dan dia yang kalem seperti Pak Busyro..
BalasHapus