Sabtu, 09 Juni 2012

Menjaga Sebaik-baiknya



“Ibarat onderdil motor, suatu saat pasti bakal diganti.”
* * *

Sore itu berjalan seperti biasa, tidak ada yang berbeda. Terik mentari perlahan telah menjelma semburat senja. Sesekali angin sepoi berhembus membelai dahan pepohonan. Langit pun cerah tanpa awan mendung. Dan jari-jemari saya dengan lincahnya terus saja menari di atas tuts-tuts alfabet si komputer jinjing.
Hingga malapetaka itu datang: mati listrik! Lampu kamar yang sebelumnya terang tiba-tiba mati. Cahaya kejinggaan yang menerangi ruangan tiga kali tiga meter tadi seketika berubah hitam. Layar laptop yang semula terang ikut menjadi gelap. Celaka, saya melepas baterai dan menghidupkan si komputer jinjing dengan charger-nya saja.
Tidak sampai tiga menit, listrik kembali hidup. Namun, tidak dengan “si hitam”. Tiga menit yang baru berlalu adalah sebenar-benarnya malapetaka. Si hitam seolah ngambek dan tidak mau masuk ke tampilan Windows. Ketika saya menyalakannya, hanya layar gelap bertuliskan “Starting Windows” yang muncul, menit demi menit.
Saya berinisiatif memasang baterainya, tapi tetap sama. Si hitam benar-benar merajuk. Sepuluh menit. Dua puluh, tiga puluh. Dan pada menit yang keempat puluh, saya habis kesabaran. Tiga kali saya on-off-kan, yang ada hanya dua opsi: Launch (recommended) dan Starting Normally.
Opsi pertama hanya layar hitam dengan tulisan “Windows is loading file”. Sedangkan opsi kedua adalah layar hitam dengan tulisan “Starting Windows”. Oke, mungkin selepas sembahyang maghrib, akan ada kekuatan magis yang dapat menjadikannya normal lagi. Tapi, tetap sama saja. Si hitam tetap tidak mau masuk.
Akhirnya, saya bawa ia ke tempat langganan saya. Di sebuah jalan kecil dengan gapura dari Jalan C. Simanjuntak, dekat El’s Komputer. Beberapa bulan lalu, si hitam dioperasi di sana. Si hitam didiagnosa mengalami kerusakan hard disk akibat benturan dan hanya tindakan transplantasi yang mampu menyelamatkannya.
Kini, entah apa lagi hasil diagnosa mas-mas berjenggot itu. Saya pasrah, mengingat dulu dia sempat mengingatkan juga bahwa baterai si hitam suatu saat juga harus menerima transplantasi. Usia si hitam memang sudah tidak muda lagi. Begitu saya melangkah masuk, mas-mas itu langsung tahu kondisi terakhir si hitam.
Setelah saya kisahkan kronologi kejadian sore itu, si hitam dicoba untuk dinyalakan lagi oleh masnya. Dan, malapetaka berubah menjadi keajaiban. Kok bisa masuk ini? Saya heran, melongo sejadi-jadinya, mengingat kepanikan saya berpuluh-puluh menit sebelum membawa si hitam kemari.
Tidak berhenti di situ, saya mulai bertanya ini itu. Hasil diagnosa selanjutnya adalah si hitam “kaget” karena perubahan tegangan lantaran saya tidak memasang baterainya saat listrik mati tadi. Masnya bilang saya beruntung karena dalam beberapa kasus, hal ini dapat mengakibatkan kerusakan motherboard dengan biaya operasi yang "wah". Oh My God…
Saya pun bertanya lagi soal baterai si hitam yang semakin melemah. Apa jawabnya? “Kalau dari pabrik, garansi setahun. Biasanya, dua tahun minta diganti. Kalau sudah lebih dari dua tahun, berarti baterainya termasuk hebat. Perangkat-perangkat ini ibarat onderdil motor-lah, suatu saat pasti bakal diganti.”
Ibarat onderdil motor… Pikiran saya melayang ke si kuda biru. Onderdil-onderdilnya beberapa sudah ada yang diganti. Pikiran saya juga mendarat ke tubuh sendiri. Onderdil-onderdil di sini (mungkin) suatu saat juga perlu diganti. Jantung. Paru-paru. Ginjal. Liver. Bola mata. Gendang telinga. Adakah toko yang menjual organ tubuh manusia?
Kecuali, kita hidup di masa yang ada seperti dalam film “The Island”.
Kita tidak tahu apa yang bakal terjadi esok hari. Kita tidak tahu benturan atau perubahan tegangan seperti apa yang akan terjadi pada tubuh kita. Namun satu hal yang pasti, menjaga lebih baik daripada mengobati. Onderdil-onderdil dalam tubuh kita ini harus dijaga sebaik-baiknya agar dapat berfungsi lama. Dijaga supaya durabilitasnya tinggi alias tahan lama.
Bersyukurlah menjadi “setubuh” manusia yang sehat.

1 komentar: