Jumat, 16 Desember 2011

"Spinning lagi, spinning lagi..." - (Seri KI Apac 1)

Setelah beberapa waktu lalu berkunjung ke Sritex di Sukoharjo, kali ini kami berkunjung ke Apac di Bawen, Semarang. Ilmu baru pun kembali didapatkan…
* * *

Pak Dosen yang juga Pak Dekan kembali mengajak kami berdelapan melakukan kunjungan industri (KI). Kami berdelapan adalah mahasiswa beliau yang pada semester V ini diampu di mata kuliah “Proses Kimia Tekstil III”. Mata kuliah tersebut mempelajari proses after treatment, yaitu proses setelah treatment untuk mendapatkan sifat khusus pada bahan (kain), seperti sifat krep/berkeriput pada permukaan kain, anti air, anti api, anti mengkeret, anti hama, dan lain sebagainya.
Pada tanggal 13 Desember 2011, kami berkesempatan untuk bertamu ke PT. Apac Inti Corpora atau “Apac” yang beralamat di Jalan Soekarno Hatta Km.32, Bawen, Kabupaten Semarang. Seperti KI sebelumnya pada tanggal 31 Oktober 2011 ke PT. Sri Rejeki Isman atau “Sritex”, kali ini kami pun pergi bersama-sama dengan para mahasiswa magister (S2), yakni Magister Teknik Industri dan Magister Teknik Informatika. Dengan total peserta KI sebanyak 35 orang, kami bepergian dengan menggunakan bus pariwisata. Bus hitam yang berkapasitas 49 kursi dengan dua pintu hidroliknya.
Layar ponsel menunjukkan pukul 09.07 WIB ketika bus perlahan-lahan meninggalkan Kampus UII Terpadu di Jalan Kaliurang. Beberapa saat kemudian, melihat jalan-jalan daerah Turi yang dilalui bus, saya yakin kali ini sopirnya profesional. Tidak seperti kemarin saat kami ke Sritex yang sempat berputar-putar tidak jelas. Jarak Jogjakarta-Sukoharjo yang normalnya ditempuh dalam waktu 1,5 jam menjadi 3 jam! Baik saat berangkat maupun pulang, sama-sama “nyasar”. Bahkan ketika pulang, bus sempat putar balik di Terminal Wonogiri. Lha, rute Sukoharjo-Jogjakarta kok ya lewatnya Wonogiri…
Menurut manual acara, perjalanan ke Bawen memakan waktu 3 jam. Dan tepat pukul 12.00 WIB, kami sampai di lokasi KI. Kami melaksanakan shalat zhuhur di Masjid Assalam yang merupakan masjid milik Apac. Setelah itu, kami kembali ke bus untuk makan siang. Barulah sekitar jam satu kurang sepuluh, bus kembali berjalan untuk masuk ke area pabrik.
Sepuluh menit kemudian, kami disambut dengan hangat di Gedung Griya Pelatihan Apac atau Gedung Gripac. Tampak mobil Kijang Innova coklat yang merupakan mobil dinas FTI UII telah terparkir lebih dulu di sana. Rupanya, Pak Dekan kami, Bapak Ir. Gumbolo Hadi Susanto, M.Sc., telah tiba lebih dulu. Beliau didampingi Ibu Dr. Sri Kusumadewi, S.Si, M.T. selaku Direktur Program Pascasarjana FTI UII, Bapak Jerry Irgo selaku Marketing Representatif Program Pascasarjana FTI UII, Bapak Hendrik, S.T., M.Eng. selaku Koordinator Magister Teknik Informatika, Bapak Ir. Ali Parkhan, M.T. selaku Koordinator Magister Teknik Industri, serta Bapak Prof. Dr. Ir. Hari Purnomo, M.T. selaku guru besar FTI UII Bidang Ergonomi Industri.
Pimpinan Gripac yang diwakili oleh Bapak Agus Subagyo selaku Kepala Pelatihan Apac mengucapkan selamat datang kepada kami semua. Acara dimulai dengan penyampaian kata sambutan dari tamu, dalam hal ini yaitu oleh Pak Gumbolo. Beliau mengutarakan bahwa maksud kedatangan rombongan FTI UII ke Apac kali ini adalah sebagai lanjutan dari kunjungan terdahulu. Dengan kata lain, untuk menindaklanjuti apa yang kiranya bisa dikerjasamakan.
Pak Agus sempat guyon, katanya, “Saya pikir yang di UII sudah tutup tekstilnya (haha, saya ketawa saja dalam hati…), jadi tinggal ITT saja yang di Bandung. Sebab yang saya dengar juga, yang mau datang ini dari Jurusan Teknik Kimia.” Maka, Pak Gumbolo pun menjelaskan bahwa Teknik Tekstil di UII merupakan pilihan konsentrasi dalam Teknik Kimia. Jadi, tidak salah juga jika beliau menyebut bahwa yang datang ini dari Teknik Kimia.
Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi pemutaran video profil perusahaan. Dengan mengusung jargon “Dinamika Tekstil Sejati Kelas Dunia untuk Kehidupan Anda yang Semakin Dinamis”, PT. Apac Inti Corpora bergerak sebagai pabrik atau perusahaan tekstil yang terpadu dan harmonis. Produk Apac ada tiga, yaitu benang tenun (yarn), kain mentah atau kain grey (greige fabric), dan kain denim (denim fabric). Selain itu, Apac juga menyediakan jasa berupa laundry service yang difungsikan sebagai penambah efek artistik pada kain denim. Kain denim inilah yang menjadi produk utama Apac.
Setelah pemutaran video usai, Pak Agus menambahkan beberapa informasi lagi yang tidak ikut ditampilkan dalam video. Salah satunya adalah julukan “gemah ripah loh jinawi” bagi Indonesia. Pada kenyataannya, bahan baku produk yang berupa kapas tidak dapat tumbuh subur di Indonesia sebab iklim tanamnya kurang bagus di Indonesia. Secara biologis, kapas itu butuh air tapi tidak butuh hujan. Dalam waktu tanamnya yang mencapai 7 bulan, tidak boleh ada hujan. Solusinya, kapas pun diimpor dari sejumlah negara, antara lain India, Pakistan, Australia, bahkan Amerika Serikat. Setiap negara terkait mempunyai spesifikasi, kualitas, dan juga harga kapas tersendiri.
Informasi demi informasi tersebut saya catat sebagai bahan penulisan artikel nantinya, baik yang dari video maupun yang dari penjelasan Pak Agus. Informasi tersebut, antara lain data kapasitas produk, standar pengawasan mutu, fasilitas karyawan perusahaan, unit-unit yang ada di perusahaan, kondisi terkini perusahaan, maintenance (perawatan) mesin, dan lain sebagainya. Meskipun yang wajib membuat artikel hanya mahasiswa unggulan BPKLN, tidak ada salahnya kan kalau saya yang mahasiswa biasa ini ikut mencoba. Jadi, ayo menulis, hehe..
Akhirnya, sampailah kami ke sesi kunjungan pabrik. Rencananya, ada 3 unit pabrik yang akan kami kunjungi, yaitu Unit IPAL (instalasi pengolahan air limbah), Unit Spinning (unit pemintalan benang), dan Unit Weaving (unit pembuatan kain). Hujan yang cukup deras mengguyur bumi Apac ketika kami memulai kunjungan pabrik.
Di depan "Museum" Spinning Apac
yang terletak di samping Gripac.
(namanya laboratorium,
tapi isinya lebih mirip museum)
Pada Unit IPAL, kami mendapat penjelasan bahwa ada 3 proses pengolahan limbah yang dilakukan, yakni proses fisika dengan penyaringan, proses kimia dengan penambahan zat kimia dan koagulan organik, dan proses biologi dengan aerasi menggunakan bakteri aerob. Selanjutnya, di Unit Spinning, saya rasa hampir mirip dengan pabrik-pabrik lainnya. Ada mesin blowing, mesin carding, mesin drawing, mesin roving, mesin ring spinning, dan mesin winding. Saya hanya bertanya maksud huruf “W” dan huruf “K” di bagian belakang nomor benang. Contohnya, Ne 30 W dan Ne 20 K. Maksudnya adalah W itu artinya weaving atau benang tenun dan K itu artinya knitting atau benang rajut.
Ah, sebenarnya saya ingin langsung ke Unit Weaving saja. Saya ingin memvisualkannya secara nyata: penghanian, pencucukan, pemaletan, serta tiga tahapan pokok pertenunan pada mesin ATM (pembukaan mulut lusi, peluncuran benang pakan, dan pengetekan). Namun, sekeluarnya dari Spinning, kami kembali dibawa ke Gripac. Saya pun inisiatif bertanya, “Pak, kita ndak ke Weaving ya?” Dan jawaban itu benar-benar sebetulnya tidak saya inginkan, “Nggak, langsung ke ruang kelas lagi saja.”
Huft… Kemarin ke Sritex tidak sempat ke Unit Dyeing (unit pencelupan kain), sekarang di Apac tidak sempat ke Unit Weaving. “Spinning lagi, spinning lagi…,” keluh saya agak kecewa dalam hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar