Pada suatu permulaan malam, kita bertemu. Seakan sudah kenal
dekat dan semua mengalir begitu saja setelah jabat tangan. Nama, asal, jurusan,
dan lain-lainnya. Berujar canda, melontar tawa, sembari merencanakan 38 hari ke
depan. Tidak ada rasa ketidakcocokan, yang ada cukup harmoni persaudaraan. Meski
awalnya, aku sempat ragu apakah bisa melalui hari-hari itu bersama kalian. Berdelapan
kita. Mengingat, akan ada kewajiban-kewajiban yang sejenak aku tinggalkan. Meski
akhirnya, aku bersyukur, Tuhan mengelompokkan kita.
Kita tidak pernah berkonflik, hanya riak-riak kecil,
batu-batu kecil, angin-angin kecil, atau apalah bahasanya. Wajar. Kita pun
tidak pernah bermasalah dengan masyarakat, sekali lagi, hanya yang kecil-kecil
itu saja. Kekhilafan yang lazim dimiliki manusia. Toleransi kalian boleh
dibilang tinggi. Toleransi yang terkadang membuatku jengah, lantaran itu
membuat irama terlalu santai. Saling tunggu-menunggu, hingga terburu-buru saat
menyadari esok telah tiba. Saling memperlambat laju waktu, hingga tahu-tahu
satu tanggal sudah di depan mata.
Boleh dibilang, kita ini gado-gado. Bukankah begitu, Kawan?
Bukan semata perbedaan nama, asal, dan jurusan kita. Melainkan juga profesi dan
keseharian kita. Ada comic stand up, ada fotografer, ada komunitas mobil, ada
penulis, dan ada petualang cinta. Ada yang berisik ribet, ada pendengar yang
baik, ada yang suka asal melucu, dan ada pendiam aktif. Satu-satunya yang tidak
akan pernah kulupa, ketika salah satu dari kalian menyebut sosok itu sebagai “manekin”.
Antara ingin tertawa dan marah campur jadi satu. Tertawa karena itu memang kurang
ajar lucunya, sekaligus marah karena itu kurang ajar tidak sopannya.
Tapi itulah kita, sepiring gado-gado di sebuah pedukuhan. Saling
melengkapi dengan masing-masing kadar gizi. Terbayang, berpuluh-puluh tahun
lagi. Ada yang berjas dokter, berjubah pengacara, berjas manajer, dan bertopi
insinyur. Atau, bahkan lebih dari itu. Kita bertrasnformasi sesuai ilmu dan hobi.
Apapun nanti, aku hanya bisa berpanjat doa di malam perpisahan, semoga
kesuksesan menyertai kita. Semoga kebersamaan ini selalu membayangi kita. Dan
semoga ketaatan kepada Sang Pencipta selalu tersemai di dalam sanubari kita,
amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar