Rabu, 08 Juni 2011

Sebulan Tamatnya Cinta Fitri


“Inilah aku apa adanya..
Yang ingin membuatmu bahagia..
Maafkan bila ku tak sempurna..
Sesempurna cintaku padamu..”
Para penikmat sinetron dan musik tentu kenal dengan lirik lagu di atas. Sebuah lagu yang dinyanyikan secara duet oleh sepasang artis Indonesia. Sepasang artis yang menjalin kisah asmara lantaran cinta lokasi. Hmm, guess who? Mereka adalah Teuku Wisnu dan Shireen Sungkar, dengan lagunya “Cinta Kita”. Atau.., gimana supaya lebih akrab kita sebut mereka: Farel Emeraldi Hutama dan Fitri Rahayu?
Nah, siapa pula itu Farel dan Fitri?
East or west, cinta Fitri-Farel is the best..
Well, kalau jargon satu ini belum tentu semua tahu. Jargon yang hanya ada di sinetron “Cinta Fitri”, sinetron dengan jumlah episode terbanyak di Indonesia. Dengan 7 musim atau 7 season, CF (demikian Cinta Fitri disingkat) telah meramaikan dunia pertelevisian Indonesia, khususnya drama seri (sinetron). CF sudah menghiasi layar kaca televisi di Indonesia sejak tayang perdana pada 2 April 2007 sampai dengan tanggal 8 Mei 2011.
Berbagai penghargaan pernah disabet sinetron ini. Mulai aktor favorit, aktris favorit, aktor pendukung favorit, aktris pendukung favorit, hingga drama seri terfavorit. Bahkan Pak Habibie saja juga menjadi penggemar CF. Wah-wah-wah.., sebenarnya apa sih yang menarik dari sebuah CF? Apa yang membuat sinetron ini mampu bertahan lama? Apa yang membuat hasil rekaan Hilman Hariwijaya dan Lintang Wardani selaku penulis skenario ini berhasil meraih beberapa penghargaan bergengsi? Apa yang istimewa dari program arahan sutradara H. Encep Masduki ini ya..?
Fokus cerita yang sesungguhnya hanya satu: kisah cinta antara lelaki kaya bernama Farel dan gadis polos nan baik hati bernama Fitri. Kisah keduanya selalu terganjal oleh satu sosok antagonis bernama Misca yang diperankan dengan sukses oleh Dinda Kanya Dewi. Hanya itu saja, kebahagiaan yang diganggu oleh kejahatan.
Saya mulai ikut-ikutan menonton sejak season 5 hingga season 7. Hingga tamatnya di episode yang ke-1.000. Bukan berarti saya pemuja sinetron. Ingat, bukan berarti saya penggila sinetron. Saya tertarik karena Pak Habibie ternyata juga penikmat CF. Pak Habibie yang seorang Bapak Teknologi Nasional.
Sinetron identik dengan dendam dan tangisan. Begitu juga dengan CF. Tokoh Misca yang jahat selalu merusak hubungan Farel-Fitri dan mengobrak-abrik keluarga Farel, yaitu Keluarga Hutama. Ia melakukannya karena cintanya ditolak oleh Farel. Sebelum Fitri muncul di kehidupan Farel, Misca adalah kekasih Farel. Kemudian datanglah Fitri dengan sifatnya yang lugu dan polos, namun baik hati. Fitri berhasil memikat hati Farel dan membuat laki-laki anak orang kaya tersebut menikah dengan perempuan Wonogiri itu.
Misca yang masih terobsesi dengan Farel tidak terima dengan kenyataan. Lambat laun, ia mulai menunjukkan dirinya yang sebenarnya. Wanita iblis yang menghalalkan segala cara untuk mewujudkan impiannya: menghancurkan cinta Farel-Fitri dan Keluarga Hutama, sampai berkeping-keping.
Waduh.., ceritanya ada bau klasik juga. Walaupun sinetron terkenal, tetap saja ada yang namanya dendam dan tangis. Dendam Misca dan tangis Fitri. Lha, Farel-nya ngapain? Dia hanya bisa marah, haha.. Setahu saya, jarang tuh Farel nampar Misca, Farel nonjok Misca, atau Farel nendang Misca. Kalau bisa, Farel menyiksa Misca, tapi sayangnya tidak ada, hihi.. Ckckck, ternyata sabar juga ya tokoh Farel ini.
Dan inilah yang selalu mengisi hampir keseluruhan episode CF. Usaha Misca yang licik dalam menghancurkan Farel cs. sehancur-hancurnya. Mulai dari menyiksa Fitri, mengeruk uang dari Retro dan Metro (perusahaan Keluarga Hutama), menghasut orang-orang dekat Farel, seperti Bram, Maya, Faiz, Moza, dan Pak Hartawan, mencelakakan Raffa, berkomplot dengan Om Handoko (kakak Pak Hutama), sampai membuat Farel jatuh ke dalam jurang dan Fitri mengalami kecelakaan. Uniknya, setelah kejadian itu, baik Farel maupun Fitri sama-sama kena amnesia. Tapi episodenya tidak bersamaan. Aneh ya, padahal kalau dilogika, kejadian itu menyebabkan kematian. Sementara Farel-Fitri masih tetap hidup.
Ya iyalah.., kalau tokoh sentralnya mati ya tamat.
Seperti belut yang licin, Misca selalu lolos dari jeratan hukum. Ketika sudah dipenjara, eh.., bisa keluar lagi. Ketika sudah ditangkap Farel, eh.., selalu saja ada jalan untuk kabur. Ketika sudah hampir mati karena tertusuk, eh.., dia hidup lagi. Ya iyalah.., kan kalau tokoh utamanya mati ceritanya tamat. Buktinya, CF tamat setelah Misca meninggal. Meninggal setelah bertobat. Halah-halah..
Dalam perjalanannya, CF juga diberikan bumbu-bumbu lain. Selain bumbu-bumbu lama seperti dendam, tangis, selingkuh, kecelakaan, hilang ingatan, ada juga kisah humornya. Adalah Norman, adik Aldo, Aldo itu sahabat Farel. Tokoh Norman-lah yang terkadang menciptakan tawa dalam cerita CF. Jadi, tidak melulu amarah dan airmata.
Lantas, dari penjelasan singkat tadi, apa uniknya CF? Apanya yang khas sehingga sinetron satu ini ditonton juga oleh Pak Habibie? Alurnya umum, bumbunya juga kebanyakan klasik, hmm.., apa ya..?? Mungkin karena tokoh-tokoh baru yang muncul dengan tak terduga. Ada tokoh Om Handoko, Bu Asifa, Sita, sampai tokoh Akrie dan Omaswati! Haduh-haduh..
Mungkin lagi nih yang membuat CF favorit karena kegigihan Farel-Fitri dalam menghadapi Misca. Kegigihan untuk tidak menyiksa Misca, hoho.. Banyak penonton yang gemas, kenapa Farel-Fitri kesannya terlalu mengalah dan terlalu berhati-hati terhadap seorang Misca yang sudah membuat kehidupan mereka menderita. Seorang Misca yang sudah menjadi pembunuh, perampok, penghasut, dan sebutan keji lainnya.

Ya.., kalau bisa sih, kalau ada sinetron sejenis CF lagi, porsi kebaikan dan kejahatan itu yang seimbang. Jadinya tidak seolah-olah kejahatan itu selalu berada di atas kebaikan. Kebaikan bisa menang tapi jarang. Kebaikan bisa unggul tapi jalannya susaaaaah sekali. Kan nggak gitu-gitu juga kalee.. Tapi itulah yang disebut “sinetron”. Dendam, tangisan, dan kejadian yang mengada-ada secara logika.

Sekarang CF sudah selesai, sudah tamat setamat-tamatnya. Orang jahatnya sudah bertobat karena si Misca tadi itu di akhir cerita terkena kanker rahim. Weleh-weleh.., mengada-ada kan.. Tiba-tiba saja kena penyakit. Dan sadar akan semua kesalahan, lalu meminta maaf. Setelah itu, meninggal dunia. Huft.., nggak ada Cinta Fitri Season 8. Mungkin suatu hari nanti, akan ada tayangan ulangnya. Oh ya, bagi yang ingin tahu detil lanjut tentang CF, silakan ke sini.
Finally:
“Demi cinta kita, aku akan menjaga, cinta kita yang t’lah kita bina.. Walau hari, terus berganti hari lagi, cinta kita abadi s’lamanya..”

8 komentar:

  1. walaupun gak ngikutin cinta fitri,tapi pernah nonton sesekali,emang akting dinda luar biasa,setuju semoga dinda dapat tawaran orang yang teraniyaya...biar aktingnya semakin matang

    BalasHapus
  2. terpanjang po? hmm..aku lupa dulu tersanjung ampe yang ke berapa yak? panjang juga kayaknya, bedanya udah ampe beranak cucu..

    hooo..malah baru mulai nonton dari season 5 ya? aku malah dari season itu jarang nonton..nggak abis abis sih..hehhee

    menurutku sih CF jadi ilang "feel" nya setelah oma meninggal dunia.. :)

    BalasHapus
  3. Saya gak suka sama sekali...dulu sempet nonton di Season 2, habis itu gak lagi...

    BalasHapus
  4. @I-one:
    Dinda juga pernah main di komedi lho, di Sketsa Transtv.. Jadi ibu-ibu yg rada oon..

    BalasHapus
  5. @Rabest:
    Datanya dari Wikipedia, katanya dgn episode terbanyak gitulah.. Cekidot aja di link yg ada di tulisan itu..

    Makin ke ujung emang makin nggak jelas, jadi bosen juga, so emang better ditamatin aja.. :-D

    BalasHapus
  6. @Ibu Dini:
    Hoho.., Mbak Mulyani sukanya drama korea toh, hehe..

    BalasHapus
  7. Lirik di atas saya gak tau, sinetron juga wuhehehe... Iklan aja yang nonton, jam sinetronnya wuhehehe... Males nontonnya ! Terlalu bertele tele, ya itulah kebanyakan sinetron.

    BalasHapus
  8. @Obinhut:
    Saya juga nonton karena penasaran, kok Pak Habibie juga nonton.. Kalau Pak Habibie nggak nonton, saya juga nggak nonton kali, haha..

    *sebenarnya obsesinya kemana ya, Pak Habibie atau CF, halah..

    BalasHapus