Butir-butir Nasi
Karya: Ahmad Satria Budiman
Aku berawal dari peluhnya
Aku tercipta oleh langkah kakinya
Aku lahir lewat tangan kerasnya
Aku ada karena jerih payahnya
Tegakah kau melihatku di sini?
Tercecer di piring
Dan bersiap untuk masuk saluran pembuangan..
Aku berawal dari peluhnya
Aku tercipta oleh langkah kakinya
Aku lahir lewat tangan kerasnya
Aku ada karena jerih payahnya
Tegakah kau menyaksikanku di sini?
Teraduk-aduk anjing
Bersama sampah organik-anorganik lainnya..
Aku berawal dari peluhnya
Aku tercipta oleh langkah kakinya
Aku lahir lewat tangan kerasnya
Aku ada karena jerih payahnya
Tegakah kau membiarkanku di sini?
Basi lantaran lama didiamkan
Berbau, sebab tak kunjung dimakan
Ditanak berlebihan
Aku berawal dari peluhnya
Aku tercipta oleh langkah kakinya
Aku lahir lewat tangan kerasnya
Aku ada karena jerih payahnya
Tegakah kau denganku kini?
Ditarik ulur para tengkulak
Diekspor padahal (katanya) surplus
Tak lagi jadikan Macan Asia..
Aku berawal dari peluhnya
Aku tercipta oleh langkah kakinya
Aku lahir lewat tangan kerasnya
Aku ada karena jerih payahnya
Akulah alasan raga yang kuat
Akulah butir-butir nasi malang
___________________________________________________
NB. Naskah ini diikutsertakan dalam Sayembara “Indonesiaku?” yang diselenggarakan LPM Profesi FTI UII. Naskah telah dimuat di buku “Antologi Puisi LPM Profesi FTI UII”, terbit Juni 2011.
Antologi puisinya Profesi udah terbit ya, Bud? Aku jg ikut lho, dimuat juga puisiku, tp nggak ada yg kasih tau klo udah terbit... :(
BalasHapusSubhanallah.. dari sebuti nasi menjadi sebuah syair syarat arti... nice...
BalasHapusslm persohiblogan kang...
followers 23, follback klo berkenan... ^_*
Wah salut saya ternyata kawanku ini berkarya & dimuat dalam naskah, selamat ya, intinya kita mesti bersyukur & tidak menyia2kan nasi yang merupakan usaha keras bertani, jerih payah petani
BalasHapusNICE
BalasHapus^^
puisi tentang sebutir padi.. memang susah menghasilkan nasii panas mengepul di meja kita.. butuh proses sedemikian panjang dan banyak hal yang harus dilalui yah?
BalasHapusinget mbahku yang juga petani... memang, meskipun hanya sebutir, tidak mudah jalan yang dilaluinya..:(
BalasHapusWah keren puisinya :')
BalasHapusMana masuk buku lagi :)
Selamat ya :)
Ikutan kontestnya Om...moga sukses utk kontesnya.
BalasHapusAku berawal dari peluhnya....hmmm iya benar sekali.
@All:
BalasHapusSory ya semua, baru bisa balas komennya sekarang..
@Kartika:
BalasHapusAda di pos satpam FTI, Mbak.. Tapi nggak tau sekarang masih ada apa nggak..
@Bonit:
Salam kenal juga.. :-)
Udah saya folback barusan..
@Bayu:
BalasHapusYup, jangan ambil nasi banyak-banyak juga kalau nantinya nggak habis, hehe.. Selamat berkarya juga buat Ms Bayu..
@Huda:
Thanks..
@Gaphe:
BalasHapusDan terkadang ada yg dgn mudah menyia-nyiakannya.. Semoga kita tdk termasuk golongan orang seperti itu ya, Ms..
@Rabest:
Hoo, ya-ya.. Tidak hanya beras/nasi, tapi juga gula, jagung, dan lainnya.. ^^
@Iam:
BalasHapusMakasih ya.. :D
@Ibu Dini:
Lomba nya di kampus, Bu.. Inspirasinya dapet pas naik bus, siang-siang panas ngeliat sawah ada petaninya..