Kamis, 23 Agustus 2012

21: Selalu Perhitungkan Variabel Perubahan



Judul Film
21
Sutradara
Robert Luketic
Pemain
Jim Sturgess
Kevin Spacey
Kate Bosworth
Jacob Pitts
Aaron Yoo
Liza Lapira
Laurence Fishburne
Produksi
Columbia Pictures
Tanggal Rilis
28 Maret 2008
Durasi
123 menit

Oleh Ahmad Satria Budiman

Matematika adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang cukup aplikatif dalam kehidupan sehari-hari. Hampir setiap aktivitas manusia melibatkan hitung-menghitung. Mulai dari tukang sayur, penjaga kasir, teknisi pabrik, sampai pialang saham. Begitu pun yang dilakukan beberapa siswa Massachussetts Institute of Technology (MIT). Mereka menggunakan matematika sederhana untuk bermain blackjack pada sebuah kasino di Kota Las Vegas, AS. Tujuannya tak lain demi meraup dollar sebanyak mungkin.
Kebutuhan uang $300.000 untuk kuliah kedokteran di Harvard University membuat Ben Campbell menerima tawaran Prof. Micky Rosa. Ben adalah salah satu murid Micky yang terbilang cerdas dalam hal logika matematika. Micky, selain pengajar MIT juga diam-diam sebagai pemimpin blackjack team yang bermain kasino setiap akhir pekan di Las Vegas. Tim tersebut terdiri dari empat orang: Jill Taylor, Fisher, Choi, dan Kianna. Keempatnya juga murid MIT yang direkrut Micky. Ben pada akhirnya menerima tawaran itu. Ia “digembleng” secara intensif oleh keempat rekannya: kode angka, kata sandi, bahasa tubuh, dan teknik-teknik lainnya. Bahkan saat ia harus mengelabui petugas bandara.
Diskusi di cafe sebelum berangkat esok hari
Setelah dirasa cukup, mereka berangkat ke Las Vegas. Untuk suatu alasan yang tidak dimengerti Ben, Micky tidak ikut bermain. Tepatnya, Micky tidak pernah ikut bermain. Ia hanya berperan dalam rapat tim sebagai pemberi instruksi, penentu skenario, dan pengambil keputusan. “Sebaiknya berhenti saat kau sedang berjaya,” demikian alasannya. Micky mengingatkan untuk selalu patuh pada aturan main. Permainan pun dimulai. Sepanjang malam, mereka bermain dari meja ke meja. Mengumpulkan chip yang kemudian ditukar dengan uang. Namun demikian, strategi mereka adalah tidak boleh saling kenal ketika sudah di kasino.
Perlahan tapi pasti, pendapatan Ben semakin meningkat setiap pekannya. Ia hidup sebagai orang kaya di Las Vegas, tapi kembali jadi siswa biasa di Boston. Uang itu disimpannya di loteng kamar. Ia bertekad untuk berhenti ketika sudah mencapai $300.000. Semua anggota tim terkesan dengan kinerja Ben, termasuk Jill. Mereka berdua pun menjalin kasih. Ben sudah lama tertarik dengan Jill, hanya saja status sosialnya di MIT menjadi penghalang karena Jill adalah pujaan banyak orang. Kini, kecerdasan otak menyatukan mereka.
Jill (paling kiri) dan Ben, semeja tapi tak kenal
Kegiatan akhir pekan tersebut dirahasiakan Ben dari siapa pun, termasuk dua sahabat dekat dan juga ibunya. Semakin tinggi pohon, semakin kencang pula angin, maka selalu perhitungkan variabel perubahan. Konflik dimulai ketika Fisher mulai iri dengan keberhasilan Ben. Ia menantang Ben bermain dalam satu meja hingga berujung ricuh. Di lain sisi, tim keamanan yang diketuai Cole Williams mulai curiga dengan Ben. Kamera pengawas mendapati bahasa tubuh di antara Ben dan Kianna. Tidak sampai di situ, dua sahabat Ben memutuskan pertemanannya karena Ben tampak sudah tidak lagi tertarik dengan proyek mereka: 2.09 Competition.
Ben mulai tidak fokus. Dalam satu kesempatan bermain, ia tidak lagi peduli dengan bahasa tubuh di antara mereka. Ben melanggar aturan main. Ben kalah dan rugi besar! Micky pun marah dan tidak mentolerir kesalahan itu. Micky meminta semua pulang ke Boston, namun Ben justru mengajak semuanya kembali bermain. Malam itu, Ben tertangkap Cole dan diinterogasi habis-habisan Sekembalinya ke Boston, Ben mendapati kamarnya berantakan dan uangnya hilang. Kelasnya bersama Prof. Micky Rosa juga tidak lulus. Ben frustasi dan meminta bantuan Jill. Ia juga meminta bantuan dua sahabatnya dengan menceritakan semuanya.
Ben dan Micky kemudian berdamai lagi. Mereka sepakat kembali ber-“bisnis”. Mereka kembali ke Las Vegas, mengabaikan peringatan Cole sebelumnya, sehingga kali ini Ben menyamar dengan rambut, kacamata, dan kumis palsu. Dan dalam kesempatan itu, Micky ikut bermain dengan penyamaran serupa. Namun Cole tidak bisa ditipu. Pengejaran pun terjadi. Rupanya, kembalinya Ben ke Las Vegas adalah taktik untuk mengelabui Micky. Ben dan Jill bekerja sama melakukan apa yang diminta Cole dulu. Sebuah perjanjian di malam interogasi dulu. Perjanjian apa itu? Rahasia apa yang diceritakan Cole kepada Ben tentang Micky? Temukan sendiri jawabannya di film “21” ini.
Sepandai-pandai tupai melompat pasti jatuh juga. Sepintar apapun otak seseorang, suatu saat kena batunya jika tidak bijak menggunakan. Pesan itulah yang menggambarkan betapa pentingnya memperhitungkan variabel peubah yang seringkali datang tak terduga. Otak yang pintar saja belum cukup, perlu ada kontrol emosi serta kecerdikan mencipta peluang dan membangun siasat. Latar belakang film ini adalah Las Vegas yang dikenal sebagai kota judi dunia. Namun lupakan sejenak stigma yang kiranya timbul, terlebih dari kalangan pemuka agama. Bagaimanapun, film ini mengingatkan kita untuk berhati-hati menggunakan kecerdasan. Di mana pun dan kapan pun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar