Jumat, 17 Agustus 2012

Akeelah and the Bee: Lomba Mengeja Si Gadis Yatim



Judul Film 
Akeelah and the Bee
Sutradara
Doug Atchison
Pemain
Keke Palner 
Laurence Fishburne
Angela Bassett 
Curtis Amstrong 
Sahara Garey 
J.R. Villareal 
Sean Michael Afable
Produksi
Lionsgate 2929 Productions
Tanggal Rilis
28 April 2006
Durasi
112 menit

 Oleh Ahmad Satria Budiman

Keluarga, sekolah, dan masyarakat. Tiga jenis lingkungan yang menjadi unsur pendukung kesuksesan seseorang. Unsur yang mendorong untuk meraih sukses tanpa paksaan, tanpa tekanan, tapi dengan semangat positif. Setidaknya itulah yang telah dibuktikan Akeelah Anderson, gadis ikal kulit hitam berkaca mata yang bersekolah di Creenshaw Middle School, Los Angeles Selatan. Ayahnya terbunuh ketika usianya masih sangat muda, sehingga ia tumbuh tanpa rasa percaya diri, cuek, dan cenderung sinis. Ibunya, Tanya Anderson, seorang pekerja keras yang jarang di rumah, begitu juga ketiga kakaknya yang sibuk masing-masing.
Di sekolah, Akeelah sering bolos, malas belajar, dan tidak mengerjakan PR. Namun suatu hari, ia dipanggil karena tes spelling atau tes mengeja dalam Bahasa Inggris-nya mendapat nilai 100. Akeelah diminta ikut lomba mengeja (spelling bee) di tingkat sekolah. Sepulang sekolah bersama Georgia, sahabatnya, ia hanya berkomentar, “Aku mungkin akan kencing berdiri di celanaku.” Esok harinya, setelah dipaksa Bob Welch, kepala sekolahnya, penyuka game scrabble ini akhirnya mau mengikuti lomba tersebut dan berhasil menang.
Adalah Dr. Joshua Larabee, eks Kepala Departemen Bahasa Inggris di UCLA, yang lalu dipilih untuk menjadi pelatih Akeelah. Akeelah akan menghadapi spelling bee di tingkat distrik, regional, dan selanjutnya nasional. Larabee tahu bahwa Akeelah berpeluang menang, hanya saja perlu dilatih. Di hari pertama latihan, Larabee kurang simpatik dengan tingkah laku Akeelah. Larabee mengusir Akeelah karena ia menganggap gadis berusia 11 tahun itu kurang sopan dengan membantah setiap kalimatnya. Akeelah pun pergi dengan kesal.
Semangat dari Javier di tingkat distrik
Di tingkat distrik Los Angeles, Akeelah bertemu Javier Mendez, siswa Woodland Hills satu tingkat di atasnya yang kemudian menjadi sahabat barunya di luar Creenshaw. Akeelah juga bertemu Dylan Chiu yang sedikit angkuh, teman Javier dua tingkat di atasnya yang menduduki Juara 2 National Spelling Bee berturut-turut. Nyaris tereliminasi, Akeelah maju ke tingkat regional bersama sembilan orang lainnya, termasuk Javier dan Dylan. Javier mengundang Akeelah ke Woodland Hills untuk belajar bersama. Di sekolah itu, kata-kata pedas Dylan menyadarkannya bahwa bagaimanapun ia butuh pelatih.
Akeelah kembali ke rumah Larabee, memohon kepadanya. Pria itu bersedia dengan berbagai aturan yang harus dipatuhi Akeelah. Ia mengajarkan bagaimana Akeelah bersikap sopan. Ia mengajarkan Akeelah untuk tidak sekadar menghafal seperti Dylan, tetapi juga mengerti asal dan makna kata-kata. Dengan begitu, setiap kata yang dilombakan dapat dikunyah sampai ke akar-akarnya. Lambat laun, Akeelah pun terbiasa. Larabee menemukan cara supaya Akeelah tidak kehabisan waktu dan tetap berkonsentrasi saat lomba, yaitu dengan bermain lompat tali!
Ketika sedang berlomba di tingkat regional California, Tanya Anderson tiba-tiba datang dan meminta Akeelah meninggalkan lomba. Sejak awal, sang ibu tidak setuju anaknya mengikuti spelling bee. Ia sempat marah, Akeelah memalsukan tanda tangan mendiang ayahnya untuk persetujuan lomba. Setelah diyakinkan Welch dan Larabee, wanita itu perlahan mengerti. Dan hari itu, bersama Javier dan Dylan, ia mewakili regional ke Washington DC! Berasal dari sekolah yang kurang terkenal dan usianya yang masih muda, Akeelah segera jadi pembicaraan publik. Namanya menghiasi berbagai media publikasi. Akeelah pun semakin dekat dengan Javier. Dan ketenaran itu membuat Georgia menjauhi Akeelah...
Semangat dari Tanya untuk tingkat nasional
Larabee kemudian memutuskan untuk tidak lagi melatih Akeelah. Ia hanya membekali Akeelah dengan 5.000 kata yang sudah disusun dalam empat kotak berisi kartu. Hari itu, mereka berpisah. Akeelah pergi dengan sedih, dan tertekan, karena ia kini merasa sendiri. Tanpa Larabee, tanpa Gerogia, dan masyarakat “menuntutnya” menang. Larabee berdalih pada Tanya bahwa yang dibutuhkan Akeelah sekarang bukan dirinya lagi. Tanya pun sadar, putrinya kini butuh dirinya. “Aku bertaruh bila kau lihat sekeliling, kau punya 50.000 pelatih,” hibur Tanya kepada Akeelah, sepulangnya menemui Larabee.
Pelan-pelan, semangat itu hidup lagi. Ibunya, ketiga kakaknya, dan semua orang di Los Angeles Selatan ikut membantu Akeelah mempelajari kartu-kartu yang dibuat Larabee. Termasuk teman-temannya di Creenshaw yang dulu sering mengolok-oloknya. Bahkan Georgia akhirnya mau berteman dengannya lagi. Di tingkat nasional, spelling bee berlangsung alot. Siapakah yang akhirnya menang? Bagaimana hubungan Larabee dan Akeelah setelah perpisahan itu? Apa rahasia Larabee yang diketahui Akeelah? Mengapa semula Tanya tidak setuju Ankeelah mengikuti lomba? Temukan jawabannya dengan menonton film ini. Film yang mengajari kita untuk tidak mudah menyerah. Bahwa di sekeliling kita ada keluarga, sekolah, dan masyarakat, yang mengajarkan kita persahabatan, perjuangan, dan juga cinta.
Our deepest fear is not that we are inadequate. Our deepest fear is that we are powerful beyond measure.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar