Jumat, 10 Agustus 2012

Irama Tarawih di Jogjakarta



Ramadhan kali ini, 1433 H, saya sempatkan bersafari tarawih ke masjid-masjid di Jogjakarta. Selain untuk berganti suasana, safari tersebut bertujuan mengetahui irama shalat tarawih di Jogjakarta. Irama yang dimaksud, seperti jumlah raka’at (formasi raka’at), waktu ceramah, dan pembacaan doa.
Secara umum, tarawih di Jogjakarta selalu disertai dengan ceramah tarawih. Ada yang waktunya sebentar, pas tujuh menit, tapi ada juga yang waktunya lama, sampai setengah jam. Doa tarawihnya kebanyakan sama, yaitu tanpa melafalkan nama-nama khulafaur rasyidin, meskipun ada yang menyebutkannya namun satu-dua masjid saja. Bunyinya, “asyhadu an laa ilaaha illallaah, astaghfirullaah, as alukal jannata, wa a’uudzubika minannaar, allaahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annii.” Doa tersebut lebih dibaca secara pelan, tidak “heboh” melalui pengeras suara. Adapun formasi raka’atnya juga kebanyakan sama, yaitu 4-4-3, walaupun ada juga yang 2-2-2-2-3.
Untuk lebih jelasnya, hasil pengamatan saya tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

No.
Nama Masjid
Lokasi
Formasi Raka’at
Ceramah
Doa Tarawih
1.
Masjid Perak
Prenggan, Kotagede
2 (shalat iftitah)
4-4
2-1
Menjelang witir
Pelan
2.
Masjid Al-Huda
Jagalan, Kotagede
2 (shalat iftitah)
4-4
3
Menjelang tarawih
Pelan
3.
Baiturrahman
Pringgolayan, Condongcatur
2-2-2-2
3
Menjelang tarawih
Pelan
4.
Masjid Kampus UGM (Maskam UGM)
Kampus UGM
4-4
3
Menjelang tarawih
Pelan
5.
Masjid UIN
Kampus UIN Sunan Kalijaga
2-2-2-2
2-1
Lanjut sampai 21
Menjelang tarawih
Keras
6.
Masjid Al-Mujahidin
Kampus UNY
2-2-2-2
3
Menjelang tarawih
Keras
7.
Masjid AR Fachruddin
Kampus UMY
4-4
3
Menjelang tarawih
Pelan
8.
Masjid Gedhe Kauman
Barat Alun-alun Utara
4-4
3
Menjelang tarawih
Pelan
9.
Masjid SELA
Kampus UPY
4-4
3
Menjelang tarawih
Pelan
10.
Masjid Labbaik
Sonopakis, Ngestiharjo
4-4
3
Menjelang tarawih
Pelan
11.
Masjid Nurul Huda
Sonosewu, Ngestiharjo
4-4
3
Menjelang tarawih
Pelan
Sumber: Observasi Pribadi 20 Juli – 03 Agustus 2012

Masjid yang menjadi favorit saya adalah Maskam UGM. Alasannya antara lain karena tempatnya relatif ter-manage dengan baik. Ayat-ayat Al-Qur’an yang dibaca oleh imam pun lebih universal, artinya tidak sebatas ayat-ayat Juz ‘Amma yang “qulhu-qulhu” saja. Penceramahnya juga berbicara tema yang luas, tidak semata pengetahuan agama saja tapi dikaitkan dengan sejumlah kondisi real di kehidupan. Begitu sampai di Palembang, saya “stres” karena tidak menemukan masjid yang serupa Maskam UGM. Namun akhirnya, masjid serupa itu saya temukan juga, yaitu di Masjid Al-Aqabah I PT. Pusri. Ukiran kaligrafinya hampir mirip, sama-sama menggunakan warna kuning gading yang dipadukan dengan dinding hijau pualam.
Selamat beribadah di sepuluh hari terakhir Ramadhan… :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar